Kamis, 20 Juni 2013

Teknik & Proses Keselamatan Kerja

Pengertian Keselamatan dan Kesehatan kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah tujuan dari semua pihak yang terkait dengan aktifitas kerja/praktek, artinya tidak ada satu orangpun yang menginginkan tidak selamat dan tidak sehat.
Dengan demikian keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tugas dan kewajiban semua pihak.

 Hal ini  perlu mendapatkan perhatian sepenuhnya karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit kasus/kejadian yang telah menimpa unsur-unsur yang terkait dengan praktek/kerja di laboratorium atau bengkel sehingga terjadi kondisi yang tidak diinginkan, misalnya : kecelakaan akibat praktek yang menimpa seorang peserta diklat sehingga peserta diklat tesebut mengalami cacat seumur hidup, kerusakan alat-alat atau bahan yang tidak perlu terjadi dan sebagainya.

Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
            
Keselamatan dan kesehatan kerja terutama di laboratorium atau bengkel mempunyai beberapa tujuan, antara lain :
  1. Melindungi pekerja/praktikan dalam melaksanakan praktek. 
  2. Menjamin pekerja/praktikan dalam meningkatkan produktivitas dengan memperoleh keselamatan dan kesehatan kerja. 
  3. Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja bagi setiap orang yang berada di laboratorium/bengkel dan juga lingkungannya.
  4.  Menjamin sumber-sumber produksi dan peralatan praktek yang berada di laboratorium/bengkel untuk dapat digunakan, dirawat  dan dipelihara secara aman dan efisien.
  5.  Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja dan lingkungannya.
  6. Mencegah dan mengurangi terjadinya kebakaran 
  7. Mencegah dan mengurangi kerugian/kerusakan yang diderita semua pihak karena terjadinya kecelakaan/kebakaran.  
  8. Pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) sebagai langkah pertolongan awal dalam penanggulangan kecelakaan yang terjadi di laboratorium/bengkel.
Prinsip-Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Agar tujuan keselamatan dan kesehatan kerja yang secara umum telah diuraikan di depan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka perlu dipahami dan diterapkan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja di laboratorium/bengkel. 

Prinsip-prinsip tersebut ada yang bersifat umum yaitu yang berlaku untuk semua jenis laboratorium/bengkel dan ada yang bersifat khusus yaitu yang hanya berlaku untuk jenis laboratorium/bengkel tertentu saja.
            Berikut ini akan diuraikan prinsip-prinsip yang bersifat umum, yaitu :
1.    Setiap pekerja/praktikan berhak mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. Sebagai konsekuensi prinsip ini maka pihak sekolah wajib menyediakan alat-alat atau fasilitas yang dapat menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya :
  • Tersedianya alat pemadam kebakaran
  • Tersedianya kotak P3K lengkap beserta isinya.
  • Ada petugas yang melayani kesehatan kerja.
  • Alat-alat praktek dalam keadaan aman/mudah digunakan dan tidak menimbulkan bahaya.
2.    Setiap pekerja/praktikan wajib mengenakan pakaian kerja dan alat-alat pelindung diri pada waktu bekerja/melakukan praktikum, seperti kacamata, sarung tangan dan sebagainya.
3.    Setiap pekerja/praktikan harus menerapkan prinsip-prinsip umum yang menjaminkeselamatan dan kesehatan kerja, seperti :
  • Bekerja sesuai prosedur/langkah kerja tertentu.
  • Menggunakan alat yang tepat sesuai dengan fungsinya.
  • Melakukan perawatan umum yang meliputi kebersihan dan keindahan tempat   kerja.
  • Setiap pekerja/praktikan harus memahami situasi laboratorium/bengkel dalam kaitannya tindakan penyelamatan jika terjadi kecelakaan.
Sedangkan yang bersifat khusus, yaitu beberapa faktor keamanan dan keselamatan kerja yang harus diupayakan di dalam laboratorium/bengkel, antara lain :
  1. Penyediaan berbagai alat atau bahan yang ditempatkan di tempat yang mudah dicapai, misalnya : ember berisi pasir, alat pemadam kebakaran, selimut yang terbuat dari bahan tahan api, kotak P3K dan sejumlah pelindung.
  2. Tidak mengunci pintu pada saat laboratorium/ bengkel digunakan atau sebaliknya.
  3. Tidak memperkenankan peserta diklat masuk di laboratorium/bengkel pada saat guru tidak ada.
  4. Menyimpan bahan yang beracun/berbahaya dengan dikunci pada tempat khusus.
  5. Menyimpan bahan yang mudah terbakar pada tempat khusus.
  6. Mengadakan latihan kebakaran secara periodik.
  7. Melengkapi dengan saklar pusat untuk arus listrik.
  8. Melakukan ceking/pembersihan peralatan di laboratorium/bengkel.
. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM ISO
            ISO (International Organization for Standardization) yang berkedudukan di Jenewa adalah sebuah badan federasi internasional dari badan-badan standarisasi yang ada di sembilan puluh negara. ISO adalah organisasi non pemerintah yang didirikan pada tahun 1974. Dengan adanya organisasi ini tukar-menukar informasi dapat dilakukan dengan mudah. Anggota dapat mengusulkan sesuatu standar. Usul ini akan dibahas, dievaluasi, diubah ataupun tidak, diterima ataupun ditolak. Hasil utama dari ISO adalah persetujuan internasional yang diterbitkan sebagai standar internasional. Setiap anggotanya memberikan dukungan finansial untuk pusat operasi ISO melalui uang pembayaran keanggotaan. ISO adalah standar konsensus.
            Semua pengembangan standar yang penting dari ISO dilakukan oleh TC atau Technical Committee (panitia teknis), misal  TC 207. Setiap standar baru menjadi tanggung  jawab  dari  salah  satu  badan  standar  yang   menjadi   anggotanya.  Sebagai

contoh, Standard Council of Canada (CSA) adalah badan anggota yang memegang kesekretariatan TC 207, yaitu panitia yang mengatur bagian dari panitia yang menyusun ISO 14000 dan mengatur standar lingkungan.
            Standar manajemen mutu dan lingkungan (ISO 9000 dan ISO 14000) yang diciptakan oleh Brirish Standard Institute (BSI) seperti dalam BS 5750 dan BS 7750 adalah sisitem standar yang pertama di dunia. Pada perusahaan yang menerapkan ISO 9000 dan ISO 14000 produk dan proses yang dilakukan harus telah sesuai dengan standar bagi produk tersebut. Sebagai contoh, dalam sebuah perusahaan pembuat beton tidaklah berguna untuk memiliki standar manajemen mutu jika beton tersebut tidak dibuat sesuai dengan standar untuk beton.
            Sebuah kelemahan dari kedua standar ini adalah setidaknya dalam ISO 9000 dan draft awal dari ISO 14000, walaupun mengatur kesehatan dan keselamatan pekerja, standar di atas tidak menuntut agar kesehatan dan keselamatan pekerja dikelola sesuai standar. Alasan untuk tidak menyatukan kesehatan dan keselamatan kerja adalah bahwa Departemen Tenaga Kerja mempunyai kekuatan hukum atas aturan tersebut dan berhak untuk memeriksanya, sedangkan badan standar nasional berhubungan dengan Departemen Perisdustrian. Sebenarnya perusahaan yang berminat menangani isu kesehatan dan keselamatan pekerja di bawah standar ISO 9000 dan ISO 14000 bukan berarti penanganan mereka terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja jelek, setidak-tidaknya bagi perusahaan kimia yang memang peka terhadap masalah ini.
            Banyak orang / perusahaan dikejutkan oleh kurangnya perhatian baik BS 7750 maupun versi awal ISO 14000 terhadap masalah kesehatan dan keselamatan pekerja, yaitu dengan menetapkannya sebagai hal yang bersifat sukarela, dan juga dalam beberapa hal memberikan prioritas rendah pada proses dan keselamatan masyarakat, dan pada keamanan produk serta pembuangannya. Tampaknya hanya industri kimia yang memperhatikan secara penuh kebutuhan mempertimbangkan pada kesehatan dan keamanan proses dan masyarakat.
            Industri kimia memiliki pedoman praktik yang sangat baik yang dapat digunakn oleh seluruh perusahaan pemrosesan sebagai pedoman atau kebijakan tingkat atas. Pedoman praktik tersebut adalah Program Kepedulian yang Bertanggungjawab atau  Responsible Care Programme (RCP). Federasi asosiasi industri kimia Eropa, CEFIC, dan badan anggotanya dari Inggris, CIA (Chemical Industry Association), telah menggunakan ISO 9000 maupun BS 7750 guna mengelola RCP di Eropa. Program ini nampaknya benar-benar program dari CIA. Industri kimia dari Eropa, dan terutama di Inggris, juga telah berhasil dalam penggunaan ISO 9000 guna menjangkau mutu, lingkungan serta kesehatan dan keselamatan.
            Meskipun industri kimia, dengan usaha sangat keras, telah mengembangkan suatu perluasan dari ISO 9000 (tepatnya ISO 9001) yang mencakup mutu, perlindungan lingkungan, kesehatan dan keselamatan pekerja serta keamanan proses dan produk, namun saat ini nampaknya pendekatan ini tidak akan digunakan. Ada beberapa alasan utuk hal ini, yang paling utama adalah kemunculan ISO 14000 dan penerbitan aturan-aturan baru untuk akreditasi agen-agen sertifikasi dalam hal standar lingkungan oleh badan-badan seperti National Accreditation Council for Certification Bodies (NACCB) di Inggris.
            Industri kimia sedang mendesak masyarakat internasional untuk menggunakan suatu sistem manajemen generik ISO tunggal yang mencakup keselamatan, kesehatan dan  lingkungan,  dan   sesuai   dengan   mutu.  Industri   tersebut   melihat   ini   sebagai

pemenuhan sejumlah persyaratan termasuk persyaratan-persyaratan dari RCP. Industri juga melihat sistem tersebut sebagai suatu sistem lingkungan, kesehatan dan keselamatan, yang mendukung RCP, yang disebut SHEM (safety, Health and Environmrntal Management). Meskipun sebagian besar industri setuju dengan industri kimia yang mengatakan bahwa SHEM tersebut relevan, para arsitek standar ISO dan BSI telah memperlakukan isu kesehatan dan keselamatan karyawan hanya sebagai seka rela.
            Selama pertemuan sub komite teknis yang melapor ke TC 207 mengenai pengembangan modul standar manajemen lingkungan, ISO 14000, masalah kesehatan dan keselamatan terungkap beberapa kali. Sebuah keputusan dibuat untuk mengajak ISO agar mendelegasikan studi masalah ini kepada sebuah komite lain selain TC 207. Keputusan ini menjaga agar posisi kesehatan dan keselamatan tetap berada di luar pembahasan ISO 14000, paling tidak dalam perkembangan awalnya, suatu posisi yang sudah ditetapkan dalam standar lingkungan nasional seperti BS 7750.
            Tidak dapat dipahami sikap komite terhadap suatu masalah prinsip semacam ini. Standar-standar tersebut tidak mengungkapkan masalah kesehatan dan keselamatan pekerja. Mereka ini secara eksplisit mengakui bahwa kesehatan dan keselamatan mungkin sebagai suatu masalah pilihan yang dikelola di bawah standar ini. Sekarang ada standar terpisah yang berbicara tentang kesehatan dan keselamatan, BS 7850, yang dapat menjadi model untuk sebuah standar ISO, tetapi setelah dipertimbangkan semuanya, sikap komite yang merancang standar manajemen lingkungan menjadi melemah terhadap masalah ini. Sungguh aneh jika arsitek dari standar-standar tersebut yang memahami secara utuh kenyataan masalah lingkungan secara operasional, yang mengakui bahwa keamanan operasional dan masyarakat adalah masalah-masalah lingkungan merasa bimbang. Seharusnya secara otomatis mereka memasukkan kesehatan dan keselamatan pekerja ke dalam masalah-masalah lingkungan.
            Di sebagian negara maju, masalah kesehatan dan keselamat diwajibkan di bawah hukum dan mengandung resiko dituntut baik untuk perusahaan maupun perorangan yang mengabaikannya. Di Eropa mereka cenderung menempatkannya di bawah departemen pemerintahan yang terpisah dengan departemen yang menangani masalah-masalah lingkungan, seperti otoritas kesehatan dan keselamatan berada di bawah depertemen tenaga kerja. Standar lingkungan dapat berada di bawah kontrol departemen industri tergantung pada bagaimana skema sertifikasi nasional bekerja. Apa yang mungkin menyebabkan sistem kesehatan dan keselamatan ditangani secara terpisah adalah bahwa masalah ini diinspeksi lebih banyak oleh petugas yang memiliki otoritas terhadap kesehatan dan keselamatan, daripada oleh petugas yang melaksanakan inspeksi sertifikat standar manajemen lingkungan. Alasan lain yang mungkin dikeluarkannya masalah kesehatan dan keselamatan dari masalah lingkungan adalah bahwa Peraturan Eco Management and Audit Scheme (EMAS) Uni Eropa mengabaikan hal ini juga.
            Kondisi ini memungkinkan industri berjalan tanpa alat untuk masalah kesehatan dan keselamatan. Standar manajemen lingkungan mengharapkan sebuah sistem yang mencakup insiden, keadaan darurat, keselamatan masyarakat dan keamanan produk. Otoritas kesehatan dan keselamatan ingin melihat suatu sistem menajemen yang formal untuk kesehatan dan keselamatan pekerja, dan sistem ini memiliki kekuatan yang lebih di dalam persoalan-persoalan ini, lebih besar daripada sekedar memiliki suatu badan yang berminat di dalam standar lingkungan yang bersifat suka rela, yang memiliki implikasi    hukum    di     hampir     setiap      masalah.     Semua      perusahaan      yang

mengimplementasikan peraturan kesehatan dan keselamatan, dan juga mengimplementasikan sistem sesuai dengan BS 7750 atau ISO 14000 akan menemukan bahwa hal ini pantas untuk mengimplementaikan semua masalah tersebut di bawah standar manajemen lingkungan.
Dengan ISO 14000 memandang remeh masalah kesehatan dan keselamatan pekerja, dan demikian pula BSI dengan pedoman BS 8750, kita mungkin akan segera  mengetahui bahwa standar sistem manajemen generik yang dicari industri kimia dimulai dengan BS 9750 (Rohery, 1985).
Tetapi sekarang dunia industri terutama industri kimia boleh bergembira karena isu mengenai ISO 18000 tentang keselamatan kerja dan kesehatan masyarakat telah terdengar, namun belum disosialisasikan secara luas. Meskipun demikian, hal ini sudah merupakan kemajuan besar dan patut disyukuri, kerena dengan demikian kesehatan dan keselamatan pekerja lebih terjamin.

Sumber :


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda